Awal Agustus 2014 saya tertarik mencoba membuat kandang dan memelihara kambing. Rencananya saya ingin mencoba memelihara jenis kambing koploh (berkuping panjang) atau kambing domba biasa (wedus gembel) dengan harapan sebagai uji coba ketahanan memelihara dan menyesuaikan lingkungan.
Hasil pencarian indukan di pengepul kambing dan termakan bujuk rayunya, dibawa pulanglah seekor babon indukan kambing kacang agak besar dalam kondisi hamil tua. Babon kambing kacang penyesuaian tempat dan makan cukup sempurna dan akhirnya melahirkan setelah sebulan saya pelihara.
Gambar dibawah adalah dokumentasi kehidupan kambing kacang sejak dalam kandungan sampai akhir hidup.
Cerita tukang sate dan pedagang kambing olahan memang benar, jenis kambing kacang mempunyai kelebihan dagingnya yang padat.
Setelah selesai penyembelihan dan pemisahan daging dengan tulangnya, saya melihat (tidak sempat mendokumentasikan karena tangan yang kotor dan lelah) dalam wadah antara daging murni dan tulang belulangnya lebih banyak dagingnya ketimbang tulangnya.
Kambing kacang memang jenis kambing yang unggul menurut saya, selain dagingnya yang padat, mudah beradaptasi dan daya tahan terhadap penyakit serta pemeliharaan yang ringan.
tapi kambing kacang makannya banyak juga y bang …….
tapi kambing kacang makanx banyak juga y bang
Malah semangat ngasih pakan nya..