Saat ini, hampir setiap hari kita disajikan berita tentang tindak perkosaan melalui beberapa media, termasuk detail kronologisnya. Hal ini membuat banyak orang yang kemudian memfokuskan diri pada cara pencegahannya, seperti berpakaian sopan atau membatasi pergaulan dengan orang asing. Padahal, jika dicermati faktanya, banyak kasus perkosaan yang menimpa orang-orang yang secara penampilan tidak menarik, misalnya nenek-nenek, Selain itu, pelaku perkosaan tidak melulu orang asing. Bahkan, sebagian besar pelaku merupakan orang yang sangat dekat dengan korban. Hal ini menunjukkan bahwa teori pencegahan tindak perkosaan tidak selamanya benar, meskipun juga tidak salah untuk dilakukan. Hanya saja, hal yang harus disadari bersama, perkosaan bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, serta di mana saja.
Oleh karena itu, jangan hanya sibuk mengurusi cara pencegahan saja dan menutup mata dengan korbannya sendiri. Pedulilah untuk segera melakukan pertolongan kepada si korban. Sebab, tanpa adanya pertolongan, psikis maupun fisik mereka akan terganggu. Kejadian mengerikan tersebut akan meninggalkan trauma yang berkepanjangan, bahkan seumur hidupnya. Berikut ini beberapa pertolongan yang perlu dilakukan kepada korban perkosaan.
# Jika Ingin Menempuh Jalur Hukum
Bisa jadi, Anda menjadi saksi pertama atau bahkan korban dari suatu tindakan perkosaan tersebut. Jika hal tersebut terjadi dan ingin menempuh jalur hukum, jangan panik. Segera lakukan beberapa hal berikut ini sesaat setelah kejadian:
1. Jangan terburu-buru untuk membersihkan diri atau mandi. Sebab, sisa sperma, rambut, bahkan keringat pelaku bisa menjadi bukti kuat dalam persidangan nanti. Begitu juga dengan kondisi alat vital yang terluka atau berdarah akibat trauma. Pembersihan diri baru dilakukan setelah ada pihak dokter yang memberikan surat keterangan tentang kondisi fisik tersebut.
2. Kumpulkan semua bukti yang ada di sekitar lokasi, misalnya mengingat bentuk wajah pelaku, mengingat nomor kendaraan pelaku, pakaian atau barang milik korban jika tertinggal, dan sebagainya. Masukkan semua bukti tersebut dalam plastik.
3. Segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan surat keterangan bahwa memang telah terjadi tindakan perkosaan (visum), pengobatan luka, sekaligus mengecek kemungkinan adanya penularan penyakit. Setelah itu, lakukan pembersihan diri atau mandi.
4. Laporkan ke pihak berwajib. Langkah ini baru dilakukan setelah melewati tiga langkah sebelumnya, karena biasanya pihak berwajib akan memberi surat pengantar agar korban memeriksakan ke rumah sakit dulu yang bisa jadi prosesnya memakan waktu lama. Ini artinya, bukti-bukti penting yang ada justru sudah mengalami kerusakan (misalnya sperma pelaku).
Lalu, bagaimana jika terjadinya perkosaan sudah lama? Tetap sama, yaitu:
1. Mengumpulkan bukti-bukti yang masih ada.
2. Memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan surat visum.
3. Menyusun kronologi kejadian, kemudian melaporkannya ke pihak berwajib.
# Jika Tidak Ingin Menempuh Jalur Hukum
Sebagai korban, pasti tidak akan bisa berpikir jernih saat mengalami perkosaan, termasuk apa yang harus dilakukannya. Oleh karena itu, orang-orang yang ada di sekitarnyalah yang wajib untuk segera melakukan tindakan pertolongan. Nah, jika korban tidak ingin melanjutkan kasus tersebut ke jalur hukum, berikut ini beberapa tindakan yang perlu dilakukan:
1. Lakukan Upaya Pengamanan Korban dari Pelaku
Apabila tidak dilanjutkan ke jalur hukum dan pelaku masih berkeliaran, artinya posisi korban tidak aman. Kejadian perkosaan dengan pelaku yang sama bisa saja terjadi. Oleh karena itu, segera amankan korban ke tempat yang jauh dari jangkauan pelaku dan tutup akses mereka.
2. Memeriksakan Kondisi Fisik Korban ke Dokter
Perkosaan akan meninggalkan bekas fisik yang bisa jadi parah pada alat vital korban. Tidak hanya itu, kemungkinan terjangkitnya penyakit menular pun bisa terjadi. Oleh karena itu, segera bawa korban ke dokter untuk memeriksakan kesehatan diri sekaligus mengobati luka-luka yang ada.
3. Membawanya ke Psikolog
Kejadian perkosaan pasti akan meninggalkan trauma tersendiri bagi korbannya. Seorang psikolog akan membantu korban dalam menangani traumanya sendiri. Oleh karena itu, bawalah korban ke psikolog untuk mendapatkan terapi-terapi khusus.
Mari kita bangkitkan kepedulian kita kepada para korban perkosaan. Arahkan dan dampingi mereka agar tetap bisa menatap masa depan yang cerah. Sebab, dalam kondisi seperti ini, korban sangat membutuhkan dorongan moril dari orang-orang yang care kepadanya.