Kebiasaan mencuri identik dengan kleptomania. Gangguan psikologis langka tersebut ditandai dengan dorongan untuk mencuri yang sangat kuat. Padahal dia tidak memerlukan barangnya dan bahkan sangat mampu kalau membelinya. Bila orang yang Anda cintai menderita kondisi tersebut, bagaimana cara menghilangkan kebiasaan mencuri?
Memahami Kondisi Kleptomania
Penderitanya mengalami kesulitan dalam mengontrol dorongan atau keinginan untuk mencuri. Gangguan tersebut akan sering dialami secara terus menerus oleh pengidap kleptomania. Sangat berbeda dengan seseorang yang senang mengutil. Penderita kleptomania tidak memiliki rencana matang dan sasaran tertentu. Sebab dorongan mencuri bisa muncul setiap saat, meskipun bendanya tidak berharga.
Secara medis memang belum bisa diketahui pemicu dari kondisi kleptomania. Namun, berkaitan dengan gangguan obsesif kompulsif. Sebab saraf serta sirkuit otak yang mengendalikan sistem ganjaran atau reward mengalami kelainan. Posisinya berada di bagian tengah dan depan otak manusia. Menjadikan pola pikirnya sama seperti orang yang kecanduan sesuatu.
Bisakah Kebiasaan Mencuri Disembuhkan?
Oleh karena pemicu kleptomania belum bisa dipastikan, maka tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan tindakan tersebut. Terapi yang diberikan lebih kepada pengendalian keinginan untuk mencuri. Sekaligus menghilangkan perasaan puas sesudah berhasil mencuri. Sayangnya meskipun sudah diobati, dorongan untuk mencuri bisa saja muncul kembali.
Cara Menghilangkan Kebiasaan Mencuri
Agar bisa menghilangkan kebiasaan mencuri tidak bisa mengatasinya hanya dengan mengandalkan pengobatan medis saja. Tetapi juga dibutuhkan kehadiran psikolog atau psikiater. Sehingga bisa dipadukan secara bersamaan penerapan pemberian obat dan konseling.
Biasanya konseling dilakukan dalam beberapa kali pertemuan, supaya psikiater bisa memahami perilaku pelaku pencurian dengan jelas. Terapis juga akan melakukan pendekatan khusus, untuk mengalihkan pola pikir penderita kleptomania ke arah yang benar. Terapi kognitif dan perilaku akan diterapkan. Pada sesi terapi itu penderita akan diajarkan teknik handal agar bisa mengendalikan hasrat untuk mencuri.
Dia biasanya tidak sendiri, sebab terapis biasanya mengajak orang terdekat atau keluarga untuk terlibat dalam sesi terapinya. Tujuannya guna memberikan pendampingan dan dukungan agar perilakunya bisa berubah lebih baik. Supaya terapi itu bisa memberikan hasil signifikan, maka pemberian obat juga dilakukan.
Sebab obat khusus bisa bermanfaat dalam pengendalian produksi hormon endorfin yang berada di dalam otak. Hormon tersebut bertugas untuk memberikan kepuasan sesudah berhasil mencuri. Kalau kadar hormon itu bisa ditekan, maka aktivitas mencuri tidak lagi bisa memberikan kepuasan bagi penderita kleptomania. Sehingga hasratnya untuk mencuri dan bisa hilang kebiasaan buruknya tersebut.
Bisa dikatakan tidak ada jalan pintas untuk cara menghilangkan kebiasaan mencuri. Proses panjang harus dilalui, sehingga harus sabar dalam menjalani terapinya. Penderita kleptomania dianggap sembuh kalau menunjukkan berbagai kondisi tertentu. Sebagai kriteria atau indikator kalau kebiasaan mencurinya sudah hilang sama sekali.
Kriteria itu adalah berhasil menekan hasrat untuk mencuri dalam waktu relatif panjang. Jadi kondisi kleptomanianya sama sekali tidak kambuh lagi. Indikator lainnya adalah penderitanya dapat menjalani hidup semakin berkualitas bila ditinjau dari kesehatan mental, hubungan pribadi dan aspek kariernya.
Sedangkan kriteria ketiga adalah bisa memaafkan perilaku buruknya itu dan benar-benar meninggalkan kebiasaan buruk tersebut. dengan kata lain, penderitanya sama sekali tidak terjangkit perasaan trauma psikologis. Sehingga dia tidak lagi mengingat kalau dirinya adalah mantan pengidap kleptomania.
Dukungan keluarga memang sangat penting dalam proses penyembuhan perilaku kebiasaan mencuri tersebut. Jadi jangan langsung mengucilkan atau memberikan vonis berlebihan pada penderitanya. Justru dukungan besar harus diberikan, agar kebiasaan yang sulit dikendalikannya itu benar-benar bisa hilang dari dirinya.
Kebiasaan mencuri dalam bentuk apapun, sekecil apapun dan siapapun korbannya tetap tidak dibenarkan dari segi agama, norma dan hukum yang berlaku. Jadi jangan sampai ada anggota keluarga Anda yang mengalami kebiasaan buruk tersebut. Tentunya dengan pendampingan dan pengobatan secara tepat.
Dengan begitu, kebiasaan mencuri tidak lagi dialaminya. Terapkan beragam cara menghilangkan kebiasaan mencuri yang terbukti efektif. Tentunya dengan meminta bantuan profesional di bidang tersebut. Sehingga penderita bisa menjalani kehidupan lebih normal tanpa kebiasaan mencuri, dan memberikan manfaat bagi orang banyak.