Batu Granit atau Batu Kenteng orang kampungku menyebutnya, Batu Granit atau Batu Kenteng ini konon katanya sudah ada sebelum kampung saya ada. Dahulu Batu Granit atau Batu Kenteng belum terlihat fulgar atau terbuka seperti sekarang ini, dihamparan tanah becek berlumpur (lempung) terlihat beberapa gundukan batuan besar yang konon luasnya diperkirakan berhektar-hektar menyambung dibawah permukaan tanah. Dan hal itu akhirnya terbukti yang pada akhirnya datanglah investor yang mengelola tanah yang mengandung kekayaan alam Batu Granit atau Batu Kenteng.
Proses mengelola Batu Granit atau Batu Kenteng pun berjalan mulus, para warga pemilik tahah sangat senang karena tanahnya yang tidak terlalu produktif bagi mereka dibeli dengan sistem kontrak oleh sebuah perusahaan pengelola Batu Granit atau Batu Kenteng. Menurut cerita Batu Granit atau Batu Kenteng akan diolah menjadi seperti batu marmer atau menjadi ubin lantai rumah, bisa dibayangkan kalau Batu Granit atau Batu Kenteng yang ada di kampungku dibelah dengan ketebalan 1-2 cm saya rasa cukup untuk menutupi permukaan tanah satu kampung.
Pada saat pengelolaan Batu Granit atau Batu Kenteng dimulai, mulailah berdatangan alat-alat super besar dari Exavators, Bulldozer, mobil-mobil besar dengan katrolnya dan alat pengebor serta pemotong Batu Granit atau Batu Kenteng. Suara bising alat-alat yang digunakan terdengar hingga radius lebih dari 1 km. Proses itu hanya bertahan sekitar 1,5 tahun saja menurut kabar kualitas Batu Granit atau Batu Kenteng sebagai bahan dasar pembuatan ubin lantai masih kurang matang atau hanya sebagai alasan saja karena permasalahan manajemen perusahaan.
Wal hasil kondisi sekarang Batu Granit atau Batu Kenteng yang berada dikampungku terbengkalai dengan kondisi permukaan tanah yang lumayan porak-poranda karena berisikan lubang-lubang galian alat berat dengan hamparan Batu Granit atau Batu Kenteng yang terlihat jelas. Sisa-sisa pecahan Batu Granit atau Batu Kenteng sudah dimanfaatkan oleh warga untuk membuat pondasi rumah atau dijual kubikasi hingga tak tersisalagi, yang tinggal hanyalah hamparan dan coakan nya saja.
Inilah dokumentasi terakhir waktu pulang kampung kemaren 29 Januari 2012 :
Tanah tempat keberadaan Batu Granit atau Batu Kenteng sekarang sudah kembali ke warga kampung dan masih menunggu investor yang kira-kira dapat mengambil manfaat dari Batu Granit atau Batu Kenteng.
Batu Granit atau Batu Kenteng orang kampungku menyebutnya, Batu Granit atau Batu Kenteng ini konon katanya sudah ada sebelum kampung saya ada.