Bacaan Niat Puasa Syawal

Bacaan Niat Puasa Syawal berdasarkan yang saya tahu referensi dari berbagai bacaan dan situs yang mengulas tentang Niat Puasa sunah dibulan syawal, bahwa Tidak ada lafal niat khusus untuk puasa Syawal. Seseorang yang sudah memiliki keinginan untuk puasa Syawal di malam hari itu sudah dianggap berniat, karena inti niat adalah keinginan dan bermaksud.

Karena Bacaan Niat Puasa Syawal tidak mempunyai lafal khusus ada baiknya kita mengetahui jenis dari puasa sunah tersebut, Puasa sunah ada dua:

  1. Puasa sunah mu’ayyan (tertentu), yaitu puasa sunah yang terkait dengan hari atau tanggal tertentu, seperti: puasa Senin-Kamis, puasa Arafah, dan puasa 6 hari di bulan Syawal.
  2. Puasa sunah mutlak, yaitu puasa sunah yang tidak terkait dengan hari atau tanggal tertentu. Karena itu, tidak ada batasan waktu maupun jumlah. Puasa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana disebutkan dalam hadis Aisyah di atas adalah contoh puasa sunah mutlak.

 Bacaan Niat Puasa Syawal menurut beberapa ulama menyatakan bahwa tidak wajib berniat di malam hari untuk puasa sunah, baik puasa sunah mutlak maupun terkait hari tertentu. Pendapat ini berdasarkan hadis Aisyah radhiallahu ‘anha; beliau mengatakan, “Rasulullah menemuiku pada suatu pagi, kemudian beliau bertanya, ‘Apakah kalian memiliki suatu makanan?’ Aisyah mengatakan, ‘Tidak.’ Beliau bersabda, ‘Jika demikian, aku puasa.’ Di kesempatan hari yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kami (Aisyah). Kami mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, kami diberi hadiah hais (adonan).’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta, ‘Tunjukkan kepadaku, karena tadi pagi aku berniat puasa.’” (H.r. Muslim, no. 1154)

Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamjika demikian, saya puasa” bisa dipahami bahwa beliau belum berniat untuk puasa di malam hari. (sumber : http://konsultasisyariah.com/puasa-syawal-dan-niatnya )

Bacaan Niat Puasa Syawal memang tidak ada lafalnya, tetapi kita sebagai muslim meyakini bahwa Allah SWT maha mengetahui, wallahua’lam

15 comments

    1. Ada yg mau jawab pertanyaan pertama?
      klo setahu saya untuk pertanyaan yg kedua, lebih baik syawal dulu karena waktunya terbatas, untuk qhodho puasa ramadhan waktunya kan panjang..:) begitu.

    1. Menurut pemahaman saya, puasa 6 hari syawal bisa di lakukan kapan saja asal masih dibulan syawal, dan boleh tidak berurutan (selang-selang), tetapi juga ada keutamaan nya yaitu di minggu pertama, terimakasih. mungkin ada kawan yg bisa menambahkan lebih detail?

  1. setahu saya, sblum melakukan puasa sunnah syawal 6 hri sebaiknya yg ada hutang di bulan ramadhan dianjurkn mengqadha dahulu, baru setelah itu dilanjutkan puasa syawal jika wktunya ckup dtentukan, sebab puasa syawal hkumnya sunnah, maka lebih afdol mengqadha yg wajib insyallah jika yg wajib sempurna,maka sempurna pula yg pahala sunnahnya. puasa syawal boleh dlakukan selang seling/tidak berurutan asalkn msh dblan syawal dan lebih utama memang setelah ramadhan lewat 1-2 hari. wallahu alam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *